Our Blog


Logo Unpad1

ESSAI GAGASAN TERTULIS

PRA-PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


Judul Essai :
TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI :
Permasalahan dan Solusi dalam Pendidikan dan Pembentukan Paradigma Remaja Indonesia


Ditulis oleh :
Nama                  : Adi Saputra
NPM                    : 210110130291
Fakultas            : Ilmu Komunikasi


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013

_______________________________________________________________________

Dewasa ini dunia telah memasuki era baru, era "Dunia Tanpa Batas" (borderless world). Hal ini dikarenakan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang dengan pesat sehingga mendorong dunia ke arah globalisasi komunikasi. Dengan mudah masyarakat dapat mengakses informasi dari berbagai macam media dan terhubung dengan jutaan individu dari berbagai belahan dunia. Orang-orang dari seluruh dunia-pun terus menyesuaikan diri dan melakukan hampir seluruh aktivitasnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi ini.
            Kemajuan ini tentu patut kita syukuri, namun kita tetap harus bersikap bijak menghadapinya karena disamping membawa manfaat yang begitu besar, arus informasi dan komunikasi juga memiliki efek negatif yang cukup serius dalam membentuk pemikiran individu terutama dari kalangan remaja yang notabene masih dalam tahap transisi dan pencarian jati diri yang penuh tantangan. Apabila kita tidak cermat dalam pengawasan arus informasi yang mengalir kepada remaja-remaja penerus bangsa ini, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami kemundurannya lebih cepat dari yang kita bayangkan.
            Internet sebagai gerbang informasi dan komunikasi dunia maya memberikan akses pada setiap orang untuk dapat berbagi informasi apapun tanpa memilah-milih konten yang ada di dalamnya. Menurut survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebanyak 32 % remaja usia 14-18 tahun di Jakarta, Surabaya dan Bandung pernah berhungan sex, dan salah satu yang menjadi penyebabnya diyakini konten bermuatan pornografi yang diakses via internet. Seperti halnya perilaku seks bebas, penggunaan media yang tidak tepat juga menimbulkan perilaku kekerasan pada remaja. Peran negatif media pun tidak terbatas pada internet semata, kemampuan televisi menarik perhatian massa juga bisa berimplikasi pada besarnya faktor yang mendukung penyalahgunaannya. Siaran berita kriminal di televisi kerap kali menayangkan berita-berita yang mengandung unsur pornografi, kekerasan dan hedonisme yang dapat mempengaruhi emosi pemirsa sehingga banyak diminati oleh masyarakat, belum lagi program-program reality show yang disiarkan oleh stasiun tv luar negeri maupun lokal yang banyak mengandung konten yang tidak layak menjadi tontonan remaja.
            Walaupun demikian, media dapat dugunakan sebagai sarana strategis dalam mengarahkan paradigma atau pola pandang masyarakat dalam hal ini remaja. Seperti hal-nya pengaruh negatif, apabila dapat digunakan dengan benar media juga akan menghasilkan pengaruh positif yang sama besarnya. Sifatnya sebagai sarana informasi yang berlaku secara umum membuat media informasi dan komunikasi mempunyai peran yang penting dalam membentuk opini publik. Jangkauan yang luas serta animo masyarakat terhadap berbagai jenis teknologi media memberikan efektifitas yang meluas dan lebih merata di tengah masyarakat.
            Dari riset yang dilakukan Yahoo Indonesia pada tahun 2009 diketahui bahwa pengguna internet terbanyak di Indonesai dengan persentase hingga 64% adalah remaja dengan rentan usia 15-19 tahun. Terlebih lagi dengan karakteristiknya yang selalu ingin mencoba, angka ini diperkirakan akan terus meningkat dengan tajam. Terlebih lagi sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa remaja yang telah menggunakan internet terutama sosial media dan game online mempunyai kecenderungan untuk ketagihan hingga dapat menghabiskan sebahagian besar waktunya di depan perangkat komputer atau smartphone-nya. Dari fakta yang telah dikemukakan, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa target potensial media yang berbasis internet adalah remaja.
            Potensi media ini harusnya dapat kita manfaatkan dalam usaha strategis pembentukan karakter remaja. Pengaruhnya yang kuat serta sasarannya yang jelas harusnya menjadi nilai plus media jenis ini untuk turut diperhitungkan di dunia pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan perhatian yang lebih serius pada penggunaan media yang satu ini, dibutuhkan aturan yang ketat sehingga dapat menekan efek negatif semaksimal mungkin dan mendukung penyerapan informasi positif yang lebih kondusif. Selain peran pemerintah, orang tua juga punya peran yang sangat penting dalam mengawal pendidikan berbasis media ini, parenting yang optimal harus disertai dengan pengawasan tumbuh kembang remaja baik dari segi fisik maupun psikologis serta lajur informasi yang masuk pada si anak. Pengawasanpun semestinya tidak dilakukan secara diktatoris, tetapi hendaknya terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak mengingat psikis remaja yang lebih labil dan mudah goyah sehingga membutuhkan perhatian yang ekstra.
            Peluang ini harus dilihat dengan lebih cermat oleh pelaku pendidikan. Penggunaan instrumen media informasi semestinya diarahkan sebagai sarana pendidikan utama bukan lagi pendamping tempat mencari referensi. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas berbasis online system atau e-journal, selain dapat memanfaatkan teknologi yang ada juga dapat mengoptimalkan waktu yang belum tentu digunakan secara maksimal dalam tata muka di ruang kelas. Pemberian tugas yang berbeda dalam satu waktu-pun perlu dilakuakan sebagai bagian dari strategi pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa disibukkan dengan tugas yang ada sehingga dapat dialihkan dari hal-hal yang negatif, selain itu secara tidak langsung siswa diajarkan untuk mengalihkan masalah dengan masalah sehingga siswa terbiasa dalam menyelesaikan problematika yang lebih kompleks.
            Dari keseluruhan pembahasan tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media informasi dan komunikasi dengan penanganan yang tepat dapat menjadi instrumen yuang sangat baik dalam melakukan proses pengajaran tentunya dengan meminimalisir efek negatifnya. Penggunaan instrumen serta pola yang tepat dan tetunya pengawasan dari semua pihak dapat menjadikan media sebagai solusi dari memburuknya pola belajar dan pola tingkah laku  remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbagi Pengetahuan Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.